Tit.. tiit ? "I love u". Setiap pagi aku menerima SMS bernada seperti
itu. Atau terkadang berupa gambar yang melambangkan cinta. Bukan
siapa-siapa, karena wanita yang rajin tak pernah absen mengirimiku
ungkapan cinta itu tak lain adalah istriku sendiri. Kemarin kuberitahu
dia bahwa tindakannya itu memalukan, untuk sebuah keluarga yang sudah
memiliki dua anak, tidak usahlah 'cinta-cinta-an' seperti halnya orang
pacaran atau pengantin baru saja. Tapi ia tidak menggubrisnya, bahkan ia
semakin sering dengan menambah rutinitas itu pada setiap sorenya.
Enam setengah bulan lalu, malah dia melakukan satu seremoni yang bagiku
hanyalah buang-buang uang saja dan tak selayaknya ia melakukan itu.
Malam itu sesampainya aku di rumah, kudapati rumahku hanya diterangi
oleh lampu yang remang-remang. Rupanya istriku mengganti lampu ruangan
makan kami, agar terkesan lebih romantis, katanya. Sementara dua anakku
sudah terlelap menikmati mimpinya, kulihat beberapa batang lilin menyala
diatas meja makan yang diatasnya sudah tersedia hidangan penuh selera
yang menjadi kesukaanku. Dengan gaun malamnya, ia terlihat begitu
cantik. Aku baru ingat,