Lelah, Letih.

Disaat semua semakin dirasa beban yang begitu berat, disini semua tercurah.

Terkadang terbesit untuk berhenti dari setiap kegiatan ini, Berhenti dari semua aktivitas ini. Namun komitmenku dahulu untuk selalu ada dan siap dalam memperbaikinya.

16 Tahun yang lalu, pertama kali belajar apa itu sebuah kebersamaan? apa itu sebuah pengorbanan? disitu selalu terbayang indahnya kebersamaan dan indahnya pengorbanan.
Tapi tidak semua itu dirasa sama, tidak semua yang diterapkan hanya sebatas kebersamaan dan pengorbanan. Namun selalu ada yang memanfaatkannya. 

Indah nampaknya untuk memulai dari awal, Tapi sulit sekali untuk memperbaiki. 

Jiwa ini sudah terpatri oleh setiap perjuangan yang selalu ku hadapi dan selalu kulalui, hingga akhirnya di puncaknya selalu ada yang mulai untuk merobohkan. Suatu hal yang tak pernah terpikirkan.

Namun, inilah aku dengan kerasku dengan semua keputusanku. Akan indah pada masa nya nanti. Semua ini aku lakukan demi janjiku terhadap diriku.


organization is my life, and the price of death for me.

Layak untuk direnungkan

Aku melihat hidup orang lain begitu nikmat,
Ternyata ia hanya menutupi kekurangannya tanpa berkeluh kesah.


Aku melihat hidup teman2ku tak ada duka dan kepedihan,
Ternyata ia hanya pandai menutupi dengan mensyukuri..

Aku melihat hidup saudaraku tenang tanpa ujian,
Ternyata ia begitu menikmati badai hujan dlm kehidupannya..

Aku melihat hidup sahabatku begitu sempurna,
Ternyata ia hanya berbahagia dgn apa adanya..

Aku melihat hidup tetanggaku beruntung,
Ternyata ia selalu tunduk pada Allah untuk bergantung..

Setiap hari aku belajar memahami dan mengamati setiap hidup orang yang aku temui..
Ternyata aku yang kurang mensyukuri nikmatMu..

Bahwa di belahan dunia lain masih ada yang belum seberuntung yang aku miliki saat ini....
Dan satu hal yang aku ketahui, bahwa Allahu Rabbi tak pernah mengurangi ketetapanNya.
Hanya aku lah yang masih saja mengkufuri nikmat suratan takdir Ilahi...
Maka aku merasa tidak perlu iri hati dengan rezeki orang lain..
Mungkin aku tak tahu dimana rezekiku.. Tapi rezekiku tahu dimana diriku..
Dari lautan biru, bumi dan gunung, Allah Ta'ala telah memerintahkannya menuju kepadaku...
Allah Ta'ala menjamin rezekiku, sejak 4 bulan 10 hari aku dalam kandungan ibuku..
(Rizeki Manusia Telah Ditakdirkan Sjk usia Bayi msh dlm Kandungan ibunya usia 4bln 10 hari...)..
Amatlah keliru bila bertawakkal rezeki dimaknai dari hasil bekerja..
Karena bekerja adalah ibadah, sedang rezeki itu urusan-Nya..
Melalaikan kebenaran demi menghawatirkan apa yang dijamin-Nya, adalah kekeliruan berganda..
Manusia membanting tulang, demi angka simpanan gaji, yang mungkin esok akan ditinggal mati..
Mereka lupa bahwa hakekat rezeki bukan apa yang tertulis dalam angka, tapi apa yang telah dinikmatinya..
Rezeki tak selalu terletak pada pekerjaan kita, Allah menaruh sekehendak-Nya..
Diulang bolak balik 7x shafa dan marwa, tapi zamzam justru muncul dari kaki sang bayi, Ismail a.s.
Ikhtiar itu perbuatan.. Rezeki itu kejutan..
Dan yang tidak boleh dilupakan, tiap hakekat rezeki akan ditanya kelak..
"Darimana dan digunakan untuk apa"
Karena rezeki hanyalah "hak pakai", bukan "hak milik"...
Halalnya saja dihisab..dan haramnya diadzab..!
Maka, aku tidak boleh merasa iri pada rezeki orang lain..
Bila aku iri pada rezeki orang, sudah seharusnya juga iri pada takdir kematiannya....
Astaghfirullaahal adziim...